Experience with Boba 4G (earlier version of Boba 4GS)


Kalau ditanya pilih gendongan atau stroller, saya akan dengan mantap pilih gendongan. Gendongan sangat praktis dibawa ke segala medan; tidak perlu khawatir dengan kondisi jalanan, dan bisa bergerak lebih cepat meskipun membawa bayi. Selain itu. jika anak saya mulai rewel tanpa alasan jelas, mengendongnya ke mana-mana meskipun di dalam rumah, akan membuatnya lebih tenang sepanjang hari.

Soft Structure Carrier (SSC) secara khusus lebih praktis ketimbang jenis gendongan lain yang butuh melilit-lilit. SSC terbukti bisa diandalkan ketika saya harus terbang berdua saja dengan bayi. Rencana sudah dibuat agar proses check-in dan perjalanan ke dalam pesawat tidak terburu-buru. Tapi apa daya, perkiraan saya meleset sehingga harus lari-lari (membawa bayi dan tas punggung) menuju pesawat. Tidak terbayang jika saya masih harus melilit-lilit gendongan, atau menggendong tanpa bantuan. Satu hal yang sempat saya khawatir adalah harus melepas SSC saat scan badan. Ternyata, tidak perlu dilepas gendongannya (fyuh~). Sudah dicoba dua kali di bandara di Indonesia. Entah ya dengan bandara di luar negeri yang lebih ketat.

Makanya saya meluangkan cukup banyak waktu memilih gendongan. Jika tidak cocok dengan satu gendongan, saya rela keluar uang lagi untuk sewa gendongan merk dan atau jenis lain. Ketimbang sudah beli, eh tidak enak digunakan.

Sekilas tentang Boba 4G

Nah, setelah sebelumnya tidak cocok menggunakan Boba Air, saya berniat membeli SSC yang memiliki bantalan pundak. Terpilihlah Boba 4G. Seperti sebelumnya, saya sewa dulu selama 2 minggu untuk digunakan dalam perjalanan luar kota maupun untuk menggendong di dalam rumah.

Meskipun ada versi terbarunya, Boba 4GS, fitur yang ditawarkan tidak jauh berbeda. Yang paling jelas terlihat adalah tidak adanya sandaran kaki pada Boba 4GS. Sandaran ini berguna (katanya) ketika anak sudah mencapai usia toddler.

Dari dua minggu masa percobaan, berikut pendapat saya tentang Boba 4G.

Pro
  1. Ruang untuk yang digendong terlihat lebih besar. Anak saya tidak terlihat sedang dibekap.
  2. Nyaman di pundak penggendong karena ada bantalan. Persis seperti membawa backpack.
  3. Mudah disesuaikan dengan ukuran pinggang dan lebar bahu penggendong.
  4. Mudah dipakai sendiri tanpa bantuan orang lain.
  5. Mudah didapatkan di Indonesia karena ada distributor resmi. Namun, tidak pasaran.
  6. Tersedia dalam berbagai warna dan motif. Ada juga yang polos, loh.
  7. Sudah termasuk infant insert (untuk bayi dengan berat sekitar 3.5 kg), foot straps (untuk toddler), dan hood. Tapi, karena saya sewa, yang saya terima tanpa infant insert dan foot strap
  8. Ada saku kecil di bagian bawah. Bisa untuk menyimpan dompet kecil atau handphone.
  9. Ada kait untuk tas di bagian pundak. Jadi tali tas kamu tidak jatuh terus karena ada gendongan di bawahnya. 
  10. Bisa digunakan hingga berat anak sekitar 23 kg.

Cons
  1. Hanya bisa digunakan untuk dua posisi; gendong depan hadap penggendong dan gendong belakang.
  2. Karena bahannya 100% katun, maka menjadi sangat bulky. Ketika dilipat, ukurannya hampir dua kali Boba Air. Sehingga, saya tidak bisa menyimpannya di tas punggung saat tidak dipakai.
  3. Tas untuk menyimpan gendongan ini dijual terpisah.

Beli atau tidak?

Sebenarnya dari segi kenyaman menggendong, saya tidak ada masalah sama sekali. Saya hampir saja membelinya karena gendongan ini menurut saya best value for money. Ada berbagai fitur, namun harga masih di bawah Rp 2.000.000.

Tetapi, karena melihat anak saya yang semakin penasaran dengan banyak hal. Saya pikir punya gendongan yang bisa gendong depan hadap luar akan lebih baik. Akhirnya, saya memutuskan untuk sewa lagi gendongan yang berbeda. Semoga untuk yang terakhir kalinya.

Cheers,

Source: Mama Mirza
Editor: Mama Okky

0 Comments