Berdamai dengan tantrum

Pernah lihat anak kecil lagi tantrum guling-guling di lantai mall sambil teriak-teriak? Dulu saya pikir Aira insyaAllah ga akan tantrum sampai kaya gitu. Ternyata oh ternyata, saya kelewat percaya diri hahaha. Di usia Aira yang udah mau selesai 3 tahunnya, 2 minggu terakhir ini muncul juga tantrumnya yang cukup menguji kesabaran saya dan suami.

Emang kaya gimana tantrumnya?

Ya sebenarnya “cuma” nangis sih, tapi sambil teriak-teriak non stop, mata melotot, gegulingan yang dari di atas kasur sampai ke lantai (pernah sampai ke dapur dan kamar mandi), dan kalau dipaksa peluk dia malah akan nendang/nyakar/gigit. Bisa juga dapat combo tiga-tiganya sekaligus. :’)

Tantrumnya ini ga memandang waktu. Udah 2x terjadi pas dini hari, yang pertama sekitar jam 01.00 pagi dan baru kelar jam 02.30, yang kedua tadi pagi sekitar jam 03.00 sampai shubuh. Selebihnya ada yang pagi jam sekolah, siang, atau sore.

Tantrum yang jam 01.00 pagi itu yang sempat bikin bingung, soalnya kan biasanya ada triggernya dulu. Lha ini anaknya tiba-tiba bangun, duduk sambil nyureng, pas ditanyain kenapa eh langsung melotot dan nangis teriak-teriak, marah-marah. Ga keitung saya ditendang dan dicakar berapa kali. Sejujurnya saya dan ayahnya sempat khawatir, ini anak diganggu jin apa gimana ya? Soalnya kan Aira ada riwayat pernah bisa “lihat” yang semacam itu. Takutnya diganggu lagi. Kita sampai udah sempat bacain ayat kursi, surat-surat “3 qul”, do’a ruqyah dan segala macemnya,

Pas udah tenang, anaknya baru bilang. “Aira tadi mimpi, tapi lupa mimpi apa”. Entah maksudnya dia mimpi buruk terus kebangun, atau dia lagi enak-enak mimpi terus kebangun wkwk. Ternyata penyebab tantrum bisa se-absurd itu.

Di bawah ini ada tahapan-tahapan yang bisa dilakukan ketika anak tantrum. Saya dapat dari blognya mba @annisat. Tapi percayalah, saya udah melakukan semua tahapan yang dianjurkan, tapi anaknya bener-bener uncontrolled. Sampai akhirnya saya improvisasi aja pakai cara sendiri.




Jadi gimana akhirnya saya ngadepin Aira yang lagi tantrum? 

1. Pertama dan utama, tetap “SADAR”

Ini yang menurut saya paling penting, paling susah, tapi harus yang pertama dikontrol. Pastikan diri sendiri sebagai orang tua “sadar” bahwa ini adalah salah satu tahapan proses perkembangan emosi anak, dan tetap “sadar” untuk tidak ikut terpancing emosinya. Jangan malah kita ikutan meledak ya, nanti anak jadi tambah bingung, “kenapa perasaanku sedang tidak enak tapi aku malah dimarahi?”. Jadi stay calm ya bapak ibu. Tarik nafas panjang, tahan dulu beberapa detik untuk menyadarkan diri dan berfikir:

 “untuk apa aku marah?”,
 “apakah dengan marah tantrum anak akan selesai?”,
 “jika aku marah, bagaimana perasaan anakku?”,
 “marah bukan solusi”,

kemudian istighfar, atur nafas lagi, dan jaga jarak dulu dengan anak agar kita tidak lepas kontrol.

Waktu awal Aira muncul tantrumnya, ayahnya masih gampang banget kepancing emosinya. Dia ditendang dan dicakar dia marah, saya ditendang dan dicakar dia lebih marah hahaha. “Mba Aira maunya apa?!”, dia nanya pakai nada tinggi. Dibales apa sama Aira? Ya diteriakin lebih kenceng lagi sambil tendang-tendang tak tentu arah. Saya tarik ayahnya ke ruang sebelah, saya bilang, “Kamu kalau mau marah, tarik nafas, istighfar, dan ngejauh dulu. Kalau kamu kaya gitu tadi, jadinya malah aku harus menghadapi 2 orang yang lagi marah."

Apakah ibunya ga pernah kepancing emosinya? Oh tentu pernah dong hahaha. Waktu saya coba peluk dia dan nahan tendangannya, saya malah dicakar sampai berdarah. Saya pegangin dia, saya tatap matanya sambil ngomong pakai nada marah, “Lihat tangan ibu berdarah, ini sakit ya!”, tapi seketika saat itu juga saya sadar dan langsung menjauh.

2. Amati prosesnya

Kalau sepengamatan saya ke Aira ya, dia kalau lagi tantrum gitu ada klimaksnya. Kaya waktu dia gigit saya dan cakar saya sampai berdarah terus saya pergi. Ada juga pas dia teriak ke saya, “Aira ga suka ibu, ibu pergi!” ya saya pergi. Pokoknya kaya dia udah meledak banget dan saya udah ga tahan mau ikutan meledak, itulah saat yang tepat untuk pergi wkwk.

Nah, pas pergi ini jangan beneran pergi. Jangan lupa juga bilang dulu sama anaknya, “Ok, ibu pergi ya. Mba Aira tenangin diri sendiri dulu”. Terus tungguin aja di luar ruangan atau dimana gitu yang masih kedenger suarannya. Nanti gak`lama kemudian, 10-15 menitan deh, suara teriakannya mulai menurun, dan dia akan mulai panggil-panggil, “Ibuuuk ibuuuk” wkwk itu artinya dia udah kibarkan bendera putih. Baru deh ibu masuk lagi, tawarin peluk, dan tenangin.

Yang lucu adalah, biasanya pas udah kaya gini saya selalu tawarin minum air putih dan tanya, “Capek ga?”. Dia akan jawab sambil nangis, “Capeeeeeek”. LOL

3. Bantu anak memahami emosinya

Setelah anak bisa tenang (masih nangis dikit gapapa), mulai ajak dia ngobrol, “Mba Aira tadi nangis kenapa? Sedih ya? Marah ya?”. Dia akan angguk-angguk. Terus tanya juga penyebabnya, dan mulai luruskan pelan-pelan. Ini bisa beda-beda tergantung casenya.

Contoh ya..
Pas yang mimpi itu, dia kan jawab karena mimpi. Saya bilang, “Oh mimpinya bikin mba Aira tidur ga nyenyak ya?”. Dia angguk lagi. Terus jelasin, kalau semuanya baik-baik aja karena itu hanya mimpi. Selanjutnya ajak anaknya berdoa sama Allah, minta perlindungan sama Allah, yakinkan dia bahwa kita selalu dijaga sama Allah, minta sama Allah dikasih tidur yang nyenyak, biar bisa istirahat dan besok bisa bermain lagi.

Terus yang tantrum terakhir, dia nangis karena minta pakai baju sequinnya yang udah kotor. Saya tanya ke dia, “Mba Aira marah karena ga dibolehin ibu pakai baju yang bisa ganti warna itu?”. Dia ngangguk. “Mba Aira tau kenapa ibu ga bolehin pakai baju itu?”. Dia jawab, “karena kotooooor” (sambil masih nangis wkwk). “Iya, baju kotor ga boleh dipakai karena ya banyak kumannya nempel, harus dicuci dulu. Nanti kalau tetep dipakai, terus kumannya masuk ke badan mba Aira, bisa bikin apa?”. “Sakiiiiiit”, dia jawab lagi sambil tetep sesenggukan. “Mau sakit?”. “Ga mauuuuuuu”. Terus dia peluk saya kenceng, artinya dia udah bisa menerima. J


Itu aja sharingnya, setiap lihat ada tanda-tanda anak mulai tantrum, langsung deh iket kepala. Yakinkan diri kalau fase ini akan lewat, seperti kita melewati fase puting lecet ketika pertama kali meng-ASI-hi, melewati fase GTM ketika anak MPASI, dll. Semua akan lewat. Peluk dan semangat buibu semua! J

Sekian :)

Cheers,

Source: Mama Almas
Editor: Mama Okky

1 Comments

  1. Waaah membantu sekali. Aku masi lama sih kayanya bakal ngadepin tantrum nih tp dg baca2 ilmunya jd bs siap2 kalo nanti menghadapi langsung. Smg bs diparingi kesabaran selalu dan penuh sayang dan smua nya terasa jg ke anaknya aamiiin

    ReplyDelete